Jumat, 25 Januari 2013

Janji-ku untuk wanita-ku

Secercah sinar mentari membentuk garis panjang membelah gelap nya langit malam yang kan segera beranjak pergi. Lagi-lagi pagi ini ku ucapkan Selamat Pagi untuk hari yang baru.

Termenung ku dalam sejenak...
Berpikir...
Kelak nanti saat ku ber-istri, apa yang dapat kuberikan??

Memberikan materi,
Aku bukan lah orang yang tepat. Materi ku tak sebanding dengan Mr. Bill Gates pemilik Microsoft Corp. Dibanding Abu Rizal Bakri sang penguasa Bakrie Land, maupun Hary Tanoesoedibjo sang pemilik kerajaan MNC, aku masih jauh dari kelas nya mereka.

Memberikan kecantikan dan keanggunan,
Wajahku pun tak tampan dan semenawan nabi sulaiman, bagaimana mungkin aku dapat memberikan dua hal yang mewah untuk dirimu.

Memberikan keturunan berdarah biru,
Sejauh aku mengenal yang namanya manusia, aku belum pernah melihat darah yang berwarna biru. Apa darah biru cuma sebuah penyebutan. Tapi kenapa kaum elite menyebut diri dan keturunan mereka memiliki darah biru?? Sebenarnya aku tak terlalu memikirkan benar tidak nya keberadaan darah biru, tapi aku jelas bagaimana pun usaha ku untuk mencoba, aku pasti kan diriku tak akan mampu memberikan anak dengan darah berwarna biru kepadamu.

Maaf aku tak bisa sehebat itu wahai istri-ku. Apabila kau berharap seperti itu, aku mohon, menjauh lah dariku. Sebelum kau merasa kecewa terhadap ku.

Memang, aku tak bisa seperti lelaki rata-rata di dunia ini. Lelaki yang bisa dan mampu memenuhi salah satu dari sekian banyak harapan wanita rata-rata. Tapi sungguh, aku belum bisa memenuhi satupun dari kategori tadi yang kusebutkan tadi.

Aku ... aku ...
Aku sangat ingin mempersembahkan satu hal untuk mu wahai istriku kelak. Aku berjanji akan menjanjikan syurga dan warna selama mengarungi lika-liku kehidupan kepada mu, baik dunia maupun akhirat. Pegang itu janji-ku wahai istriku. Janji-ku kan berlaku saat dua tangan bersalaman, mengucap janji suci, mengambil tanggung jawab dari lelaki yang telah menjaga dan membesarkan-mu dari janin sampai dewasa. Saat itu lah berlaku janji ku pada mu wahai istri ku.

Maaf,,, Maaf,,, Maaf wahai istri ku. Jauh sebelum kau menjadi istriku, aku ingin kau memahami kekurangan ku ini.

2 komentar: