Senin, 19 November 2012

Nostagia Kepingan di FOSMI

FOSMI,,, merupakan singkatan dari Forum Silaturahmi Mahasiswa Minang.
Sebuah wadah untuk berkumpulnya mahasiswa minang yang berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk memiliki anggota mahasiswa minang yang berasal dari luar Universitas Pendidikan Indonesia. Itu mungkin salah satu keunikan FOSMI-ku ini. ^_^

Nah, pada tulisan kali ini saya tidak akan membahas tentang apa itu FOSMI. Tapi saya ingin menulis kenangan-kenangan yang saya peroleh selama berpetualang di dalam kepengurusan FOSMI. Ada beberapa bagian yang ingin saya tulis di kesempatan kali ini. Karena ga mungkin nulis semua kepingan kenangan itu dalam satu posting secara keseluruhan kan. hehe

Kepingan pertama => Pertemuan kembali dengan seorang kakak tingkat waktu di MTsN dulu.
Miming Murti Karlina, itulah nama seorang kakak yang saya kenal pada saat ujian semester dan ujian naik kelas di MTsN dulu. Sedikit info, sistem pengaturan tempat duduk di MTsN ini menggunakan cara pola silang antara siswa kelas 1 dan siswa kelas 2. Jadi pada satu meja di tempati oleh satu orang siswa kelas 1 dan satu orang siswa kelas 2. Nah, pada saat itulah saya berkenalan dengan kakak Miming Murti Karlina atau biasa dipanggil Kak Miming. Kembali ke topik yah, selama lebih kurang 6 bulan saya merasakan status sebagai mahasiswa, belum sekalipun saya bertemu langsung dengan Kak Miming. Komunikasi saya cuma sebatas melalui jejaring sosial. Hingga akhirnya pertemuan pertama itu terjadi pada acara rekreasi. Acara ini diisi dengan kegiatan pos-pos permainan dan perjalanan yang dimulai dari dago pakar (THR Ir. H. Djuanda) menuju tempat wisata Maribaya di daerah lembang. Tapi yang bikin senang itu bukan kegiatan nya, melainkan perasaan bisa bertemu kembali dengan seorang Kak Miming. ^_^

Kepingan kedua => Pertemuan dengan seorang lelaki yang bernama Deri Andespa.
Siapa dia? saya melihat sosok ini layaknya seorang petarung. Petarung yang siap menghadapi apapun yang menghalangi menuju tujuan yang telah menjadi targetnya. Bang Deri, begitulah saya memanggilnya. Salah satu sosok mandiri yang saya jadikan pembanding untuk memotivasi diri menjadi lebih baik. Jiwa perantau minang sangat kental terlihat dari seorang Bang Deri. ^_^

Kepingan ketiga => Rindu dengan suasana rapat dan kritikan-kritikan yang ditujukan kepada saya maupun kepengurusan saya.
Saya rindu kritikan-kritikan yang terlontar untuk diri saya. Kritikan dari orang-orang yang senantiasa mengawasi setiap kinerja dan pergerakan  selama kepengurusan saya. Dulu saya berpikir hidup dengan kritikan cuma menghambat setiap langkah kaki saya, kritikan cuma akan membuat waktu terbuang percuma sehingga membuat semua rencana akan terbengkalai. Tapi ternyata saya salah, kritikan-kritikan itu sekarang menjadi wawasan yang mungkin lebih berharga dari pada sekedar duduk dan memperhatikan ke layar proyektor para motivator dan pembicara mengenai organisasi. Ketika melaksanakan akan jauh lebih mudah dipahami dari pada hanya membayangkan dan bermimpi bodoh di dalam ruangan untuk memahami materi keorganisasian. Saya rindu kritikan dan masukan dari para anggota Majelis Pertimbangan FOSMI 2011/2012 (Uni Anik, Bang Fadhli, Kak Lia, Bg dicky, Kak Miming, Bang Deri, Uni Yuren, Uni Yeyen, dan Bang Ilham). Beres masa kepengurusan seakan-akan berakhir pula tali silaturahim diantara kita. Apakah FOSMI cuma sebatas itu abang, kakak, dan uni?? :'(. Rindu suasana dan ekspresi wajah-wajah kita semua saat bersama-sama menghadapi masalah maupun kesuksesan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.

Mungkin tiga keping ini yang ingin saya tulis pada pagi hari yang cerah ini,,,
Masih banyak kepingan-kepingan lain yang ingin saya rekam dalam bentuk postingan tulisan, tapi mungkin di waktu lain yang mungkin memberi saya sedikit waktu untuk menulis kembali.
FOSMI-ku.

Sabtu, 17 November 2012

Kutukan Berantai

Di malam yang sunyi ketika lagi asyik mengoprek si "thinker" yang baru datang, tiba-tiba terdengar bunyi hape dengan nada dering biasa pake hape yang biasa juga. Mention twitter,,, langsung gw buka nih hape biasa, dan bener ada mention. *bilang Wow pake toa trus koprol* #GaGituJuga (-___-" ).
Waktu di cek, ada satu mention dari orang yang juga biasa. Siapa lagi kalau bukan kakak ku yang bernama "Rina Yulius". Itu nama belakang kaya nama penguasa yunani aja,,, haha. Balik topik, pas baca itu mention isinya adalah tantangan... oke lah
11 Things About Me
  1. Little boy from undefined place. Ya,,, itulah saya, dengan tempat yang tak pernah dikenal manusia di bumi. Tempat dimana cuma bisa dibayangkan saja. Oke cukup dibayangkan, karena kalau kalian melakukan lebih dari sekedar membayangkan, kalian bisa-bisa mengalami sindrom maretonimous undefinecatotupus. Itu sejenis sindrom yang penderita nya menyukai kesendirian dan benci dengan kekalahan.
  2. I am the god. Oke, membaca kalimat pertama pada point kedua ini membuat kalian berpikir bukan. Apakah saya tuhan?? tentu saja bukan, saya bukan lah tuhan seperti yang kalian bayangkan. Karena tuhan itu buatku adalah makhluk, dan tuhan tidak pantas untuk disembah. Bagiku cuma ada Allah SWT yang patut disembah. Terserah kalian mau berpikir apa, tapi ini pola pikirku dan saya benci penafsiran bahasa. Maksud dari kalimat "i am the god" disini adalah sayalah yang akan menentukan jalan hidupku. Saya yang berkuasa atas jalan hidupku. Apakah saya kafir, munafik, musyrik, yahudi, nasrani, atheis, atau seorang muslim. Karena Allah SWT saja memberikan kebebasan kepada hamba-Nya untuk memilih. Dan Allah sudah menjanjikan syurga dan neraka bagi semua umat manusia sesuai pilihan yang telah manusia pilih. Lalu kenapa kalian yang sibuk dengan siapa saya!!!
  3. I am careless. Saya tak peduli dengan dunia ini. Saya buta, saya tuli, saya bisu, saya tidak bisa mencium bau, dan saya tidak perasa. Demikian penjelasan dari careless. Semoga kalian mengerti maksud careless ku ini. Tapi kalau ga ngerti juga ga apa-apa. Just Careless (titik)
  4. I am 160 cm and 42 kg. Saya kecil dan kurus tapi kuat dan berotot. Boleh dicoba kok,,, *trial game*
  5. I am slowly. Mungkin saya termasuk orang yang lamban. Saat semua orang sudah bergerak yang katanya maju, sedangkan saya tetap diam dan berpikir bahwa mereka semua bukan maju. Mereka sedang mundur dan menuju kehancurannya. Tapi saya kadang sering telat untuk menyadari kesempatan yang diberikan oleh orang kepada saya. Maaf kadang saya pun mengecewakan kalian yang berharap pada saya. :'(
  6. I am sistematik hater. Memang orang mengatakan sebuah sistematika adalah sebuah bentuk keteraturan yang bisa membuat segala hal mudah dipahami. Tapi saya melihat sistematika yang sekarang adalah sebuah tool yang berfungsi menjauhkan kehidupan dari yang namanya humanis. Apakah semua hal harus berdasarkan sistematika yang baik dan benar yang telah disepakati oleh sekumpulan manusia yang memiliki ilmu pengetahuan yang lebih??
  7. I am freak. Of course, i am freak and really really freak. Begitulah saya menyebut diriku yang sering suka menyendiri, berpikir bodoh menurut orang lain, jalan menurut jalan ku, berhenti disaat yang lain maju, membentak disaat yang lain terpaku, dan memperhatikan yang orang lain anggap tidak penting. Begitulah saya,,, freak of me.
  8. I am listener. Pendengar yang baik yang terlalu suka untuk menjadi pendengar setiap hal yang orang-orang ingin ucapkan. Saya ingin mendengar suara perubahan dunia. Suara perubahan peradaban yang dari tahun ke tahun selalu berputar layaknya sebuah lingkaran setan. Tapi saya selalu akan mau untuk mendengar semua curahan hati dan kegelisahan yang ingin kamu sampaikan agar kamu bisa menjadi lega dan saya ingin kamu menjadi lebih kuat menghadapi dunia yang sementara ini. 
  9. Saya selalu berimajinasi. Berimajinasi tentang langit dan bumi.
  10. Saya suka tidur dengan alam. Tidur di bawah langit malam yang berbintang, tidur dengan alas rumput dan tanah, tidur di atas batu dengan air terjun yang bertembang, tidur dengan di atas pohon yang bersemilir angin, tidur di tengah rimbun nya hutan, tidur di puncak gunung yang berkabut, tidur di lembah yang tak bercahaya, tidur di dalam air yang tenang.
  11. Saya cuma berharap dan selalu berharap.
Rina Yulius Question
  1. Sudah merasa jadi dirimu seutuhnya? Sudah, this is me.
  2. Apa yang paling ingin kamu temukan dalam hidup? Alasannya? Keindahan sejati, karena keindahan sejati yang bisa mempertemukanku dengan kebenaran hakiki.
  3. Dari sekian banyak presiden Indonesia yang pernah ada, pengen jadi siapa? Kenapa? Harus pilih salah satu lho. Ga ada satupun, mereka semua "bodoh". Tapi kalau memang harus memilih, saya pilih B.J. Habibie. Karena kepintaran serta menjadi presiden karena "nasib" yang diperolehnya.
  4. Apa definisi sukses dan bahagia menurutmu? sukses dan bahagia untukku adalah ketika tujuan matiku telah tercapai seperti apa yang kuharapkan. Ketika saya sudah menemukan keindahan sejati dan semua pencapaian ku telah sesuai dengan harapan ku.
  5. Pengen satu pohon yang rindang atau satu lahan tumbuhan melata? Alasannya apa? Satu pohon yang rindang, karena pohon yang rindang bisa memberikan kesejukan dan perlindungan dibanding satu lahan yang belum jelas luasnya berapa dan ditumbuhi tumbuhan melata *ini jenis tumbuhan atau jenis binatang?? (-___-" )
  6. Siapa orang di masa lalu yang pengen banget kamu temui sekarang? Ga ada
  7. Memilih dicintai atau mencintai? Dicintai
  8. Buku apa yang paling berkesan buat kamu? Paling memberikan pengaruh dalam hidup kamu? Jelaskan. Al-Quran, karena buku yang paling komplit dan lengkap sepanjang masa. Dan menurutku Al-Quran jauh jauh jauh lebih baik dibanding buku ensiklopedia pengetahuan maupun sejarah yang ditulis tangan-tangan manusia.
  9. Kalau kamu bisa memilih mimpi, kamu pengen mimpi yang seperti apa? Mimpi tertidur, terbangun dari dalam mimpi.
  10. Apa mimpi terbesarmu? Bangun tidur
  11. Kalo bisa ketemu tuhan, apa pertanyaan pertama yang akan kamu tanyakan? Boleh saya istirahat??
 My Question
  1. Pilih angka berapa? kenapa?
  2. Siapa yang kamu suka? Alasannya?
  3. Dua roda atau roda dua? Kok pilih itu?
  4. Bola, lingkaran, bulat, atau kosong?
  5. Nasib apa yang kamu suka?
  6. Nasib apa yang kamu benci?
  7. Pernah sakit hati, sakit perut, sakit gigi, sakit kepala, atau sakit-sakitan? kok bisa?
  8. Jalan kamu paling jauh kemana?
  9. Kalau pulang kemana?
  10. Kamu pilih senang, sedih, suka, duka, marah, tertawa, diam, bicara, terluka, atau bahagia?
  11. Kamu siapa?

11 Relawan a.k.a Korban Tak Terduga
Nah berhubung ga ada dan ga tau mau nge-tag siapa buat jadi relawan. So dibalikin lagi aja ini kutukan. Tunai.... hahaha :) 
  1. Rina Yulius
Selamat bersenang-senang.
::The Rules::
  1. Pertama, bikin 11 things about me.
  2. Kedua, jawab pertanyaan dari saya.
  3. Ketiga, bikin 11 pertanyaan. keempat, tag 11 blogger lainnya. jangan lupa link back kalau udah kelar.
Deadline :: Minggu, 18 Nov 2012, 14.00 WIB.. Makasih :)
Oke, akhirnya selesai sudah ini sebuah kutukan berantai yang di berikan oleh big sista yang selalu aku rindukan walau ga bisa di ungkapkan dengan kata-kata ini. Saatnya kembali tidur dengan alam dan ditemani teh susu hangat dan alunan musik menghentak berirama jantung.
Always be mind and mine.... ^_^

Sabtu, 03 November 2012

Makalah Teori Akuntansi (Dalam Proses)

BAB 1
PENDAHULUAN

            A. Latar Belakang
            Kejujuran mempunyai peran penting dalam akuntansi karena digunakan oleh pengguna dan pasar sebagai jaminan bahwa akuntan (sebagai pembuat laporan) dan auditor (sebagai atestor atau penguji laporan keuangan) telah berusaha untuk jujur. Sifat konsep kejujuran yang konvensional adalah kejujuran dalam penyajian, yang merupakan jaminan bahwa dalam pembuatan dan atestasi laporan keuangan dilakukan dengan ketekunan dan kehati-hatian agar masalah keuangan perusahaan disajikan secara wajar.
            Dalam melakukan penyajian laporan keuangan dibutuhkan elemen kejujuran yang mana berarti setiap isi laporan yang disajikan adalah sesuai dengan keadaan sebenarnya. Dengan begitu kejujuran akan berfungsi sebagai netralitas atau postulat dasar akuntansi yang mendasari prinsip-prinsip akuntansi dalam penyajian laporan keuangan. Penilaian kejujuran merupakan sesuatu hal yang dianggap sudah semestinya dalam akuntansi, walaupun makna yang jelas belum dinyatakan. Dua makna yang diterima umum berkaitan dengan ide netralitas dalam pembuatan dan penyajian laporan keuangan dan ide keadilan dalam hasil. Pada dasarnya kejujuran dipandang sebagai konsep keadilan secara moral tergantung tiga interpretasi yang berbeda mengenai keadilan distributif. Hasil akhirnya adalah adanya kemungkinan untuk memandang dan membandingkan konsep kejujuran melalui kerangka keadilan distributif yang berbeda.
            Kejujuran memiliki prinsip-prinsip dalam penyajian dan dalam distribusi. Selanjutnya ada istilah kejujuran dalam pengungkapan. Pada dasarnya, sebagai sebuah hasil dari konsep kejujuran dalam distribusi yang lebih wajar, prinsip kejujuran dalam pengungkapan mengharuskan pengembangan dari pengungkapan akuntansi yang konvensional agar dapat mencakup seluruh kepentingan kelompok, termasuk pula investor dan kreditor, yang mempunyai banyak kepentingan terhadap masalah-masalah dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan dalam kejujuran dalam pengungkapan akuntansi.
            Proses pengungkapan juga dibarengi dengan adanya pelaporan. Pelaporan dalam hal ini terbagi atas pelaporan nilai tambah, pelaporan tentang karyawan, pelaporan dan akuntansi sosial, pengungkapan informasi penganggaran, pelaporan dan akuntansi aliran kas, dan akuntansi sumber daya manusia. Kesemua pelaporan diatas berfungsi sebagai bahan untuk membantu dalam proses pengungkapan.
            Manusia memiliki peran penting dalam proses kejujuran dan pengungkapan. Karena itu sebuah perusahaan harus bisa mengidentifikasi nilai dari sumber daya manusia, pengukuran biaya dan nilai orang pada organisasi, dan penginvestigasian dampak kognitif dan keperilakuan informasi-informasi tentang sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Kegiatan ini disebut dengan sistem akuntansi sumber daya manusia.
            Hanya sedikit perusahaan yang menerapkan sistem akuntansi sumber daya manusia pada perusahaan, contohnya Barry Coorporation dan Touche Ross & Company. Dua perusahaan ini adalah perusahaan kecil yang bagus pertumbuhannya walaupun tidak spektakuler, bagus produknya tapi bukan produk yang romantis, bagus tetapi teknologinya tidak canggih, bagus profitabilitasnya tetapi tidak dramatis. Tetapi dua perusahaan ini tertarik pada pengembangan sistem akuntansi akuntansi sumber daya manusia.
            Pada masa sekarang ini telah banyak teori yang membahas tentang nilai sumber daya manusia. Salah satunya diungkapkan oleh Flamholtz, dimana penilaian terhadap nilai manusia dapat didasarkan pada beberapa indikator, yaitu nilai individual dan nilai kelompok. Untuk melakukan sebuah penilaian dibutuhkan satuan standar ukur agar dalam penentuan nilai tidak asal-asalan. Standar ukur ini berbentuk metode yang terdiri dari metode cost hystoris, metode replacement cost, metode opportunity cost, metode kompensasi, metode adjusted discounted-future-wages, dan ukuran non moneter.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk membatasi pembahasan dalam makalah adalah sebagai berikut :
1.   Apa peran kejujuran dalam Akuntansi.
2.   Apa peran kejujuran dalam Distribusi.
3.   Apa sajakah  usulan untuk mengurangi atau untuk menghapus ketidakadilan dalam pelaporan dan pengungkapan.
4.    Pelaporan apa sajakah yang dibutuhkankan dalam pengungkapan.
5.   Apa definisi dan tujuan akuntansi sumber daya manusia.
6.   Teori apa sajakah yang mendukung nilai sumber daya manusia.
7.   Metode apa sajakah yang mengukur aset manusia
8.   Apa yang menjadi krisis akuntansi di masa depan
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui peran kejujuran dalam akuntansi.
2.    Untuk mengetahui peran kejujuran dalam distribusi.
3.    Untuk mengetahui usulan yang bisa mengurangi atau menghapus ketidakadilan dalam pelaporan dan pengungkapan.
4.    Untuk mengetahui pelaporan yang dibutuhkan dalam pengungkapan.
5.    Untuk mengetahui definisi dan tujuan dari akuntansi sumber daya manusia.
6.    Untuk mengetahuiteori yang mendukung nilai sumber daya manusia.
7.    Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam mengukur aset manusia.
8.    Untuk mengetahui krisis akuntansi di masa depan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Kejujuran Dalam Akuntansi
Kejujuran terutama digunakan dalam literatur akuntansi profesional dan pernyataan-pernyataan sebagai sebuah ungkapan netralitas akuntan dalam membuat laporan keuangan. Dugaan awal penggunaan kejujuran dalam akuntansi dimulai oleh Scoot tahun 1941, ketika dia menyatakan bahwa kejujuran sebagai prinsip akuntansi dan menyatakan: “Aturan-aturan, prosedur-prosedur, dan teknik-teknik akuntansi seharusnya jujur, tidak bias, dan tidak memihak. Aturan, prosedur, dan teknik tersebut seharusnya tidak memihak pada kepentingan tertentu”. Sejak saat itulah kejujuran menjadi salah satu nilai yang harus diterapkan dalam akuntansi.
Pastillo kemudian membahas kejujuran ini dalam sebuah buku dengan menempatkannya sebagai standar dasar yang digunakan dalam mengevaluasi standar lainnya, karena standar ini satu-satunya yang menggunakan “pertimbangan etika”. Pastillo menyatakan,”Dari observasi hubungan antara akuntansi dengan konsep dan sikap sosial saat ini, dapat disimpulkan bahwa akuntansi bersifat sosial dan mempunyai tanggung jawab yang besar bagi masyarakat. Selain itu terkait dengan pemikiran tujuan akuntansi keuangan, dihasilkan suatu penekanan pada komunikasi kepentingan-kepentingan ekonomis diantara segmen ekonomi. Akhirnya, dengan membandingkan makna keadilan, kebenaran dan kejujuran, konsep kejujuran secara sosial dipilih sebagai standar dasar untuk mengukur prinsip dan aturan akuntansi, yang digunakan sebagai alat pencapaian tujuan. Karena itu, kejujuran bagi seluruh pihak diformulasi sebagai standar dasar akuntansi yang tunggal, sehingga kriteria atau pengujian seluruh pernyataan akuntansi harus merefleksikan kejujuran sebelum digabungkan dalam struktur akuntansi.
Kejujuran secara umum terkait dengan pengukuran dan pelaporan informasi dengan cara yang objektif dan netral. Informasi dikatakan jujur jika bernilai objektif dan netral. Seperti yang dikemukakan oleh Lee,”(Informasi) harus didasarkan pada bukti-bukti perusahaan yang dapat dibuktikan (jika memungkinkan), dan harus tidak cenderung menguntungkan penguna tertentu (atau kelompok pengguna tertentu) yang dapat merugikan pihak lain.
Walaupun kandungan kejujuran itu subjektif, ambigu, bahkan tidak dapat berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan teori akuntansi, tetapi kejujuran menjadi salah satu tujuan dasar akuntansi. Hal ini tercermin pada referensi yang dirujuk oleh komite American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) pada Autditing Procedures mengenai kriteria “kejujuran penyajian” sebagai kesesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles) dan standar-standar auditing yang berterima umum (generally accepted auditing standards).
Di eropa terjadi pengembangan terhadap konsep kejujuran ini. Para akademisi dan ahli telah mencoba melakukan pendefenisian terhadap konsep kejujuran melalui konsensus. Kegagalan ini dibuktikan dengan penggunaan dua defenisi benar dan jujur. Seperti yang dikemukakan oleh Lee T.A,”Secara umum dipahami usaha untuk mengartikan penyajian akun-akun, menyusunnya agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima, menggunakan gambaran yang akurat seluas mungkin, dan selain itu membuat estimasi yang beralasan; dan mengaturnya – dalam batas praktik akuntansi – sehingga dapat disajikan seobjektif mungkin, bebas dari bias, distorsi, manipulasi, atau usaha untuk menyembunyikan fakta-fakta penting. Benar berarti bahwa informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan telah dikuantifikasikan dengan berbagai cara agar sesuai dengan kejadian-kejadian, aktivitas, dan transaksi ekonomis yang dimaksudkan untuk menjelaskan. Jujur berarti bahwa informasi akuntansi telah diukur dan diungkapkan dengan suatu pola yang objektif dan tanpa merugikan kepentingan pihak tertentu dalam perusahaan.
 
2.2 Teori Kejujuran Dalam Pengungkapan
2.2.1 Pengungkapan
Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan, dan secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk statemen keuangan.
Terdapat beberapa sumber yang mengemukakan pengertian pengungkapan, diantaranya adalah Evans (2003). Dia menyatakan bahwa pengertian dari pengungkapan adalah Penyediaan informasi dalam statemen keuangan termasuk statemen keuangan itu sendiri, catatan atas statemen keuangan, dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan statemen keuangan. Pengertian pengukapan oleh Evans ini terbatas hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan, pernyataan manajemen atau informasi di luar lingkup pelaporan keuangan tidak termasuk. Semantara itu, Wolk, Tearney, dan Dodd memasukkan pula statemen keuangan segmental dan statemen yang merefleksi perubahan harga sebagai bagian dari pengungkapan.
Pengungkapan juga sering dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal. Hal ini sejalan dengan gagasan FASB dalam kerangka konseptualnya.
2.2.2 Fungsi atau Tujuan Pengungkapan
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa tujuan, yaitu: tujuan melindungi, tujuan informatif, dan tujuan kebutuhan khusus.
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih untuk mendapatkan informasi atau mengolahnya sendiri hingga memperoleh substansi ekonomik dari informasi tersebut, dengan kata lain pengungkapan ditujukan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang terbuka. Sementara itu, tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas memiliki tingkat kecanggihan tertentu. dengan demikian, Pengungkapan ditujukan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai. Keluasan pengungkapan untuk tujuan informatif ini ditentukan BAPEPAM bekerja sama dengan penyusun standar. Bentuk tujuan pengungkapan yang ketiga adalah tujuan kebutuhan khusus. Tujuan kebutuhan khusus ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif.
2.2.3 Keluasan dan Kerincian Pengungkapan
Keluasan dan kerincian pengungkapan berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus diungkapkan yang disebut dengan tingkat pengungkapan yang disebut dengan tingkat pengungkapan. Evans (2003) mengidentifkasi tiga tingkat pengungkapan yaitu memadai, wajar atau etis, dan penuh.
Tingkat memadai merupakan tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk pengambilan keputusan. Tingkatan yang kedua, tingkat wajar, merupakan tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Tingkatan yang terakhir yaitu tingkat penuh (full disclosure). Tingkat ini menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang diarah.
Beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan dalam pengungkapan adalah (1) tujuan, (2) kos penyediaan, (3) keberlebihan informasi (overload), (4) keengganan manajemen, dan (5) wajib atau sukarela.
Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama saja dengan menyerahkan informasi kepada pasar. Terdapat beberapa argumen yang mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi, yaitu penyalahgunaan, eksternalitas, kegagalan pasar, asimetri informasi, dan keengganan manajemen. Di Indonesia, pihak yang menjdi regulator adalah BAPEPAM (melalui Peraturan BAPEPAM) dan profesi/ IAI (melalui standar akuntansi). BAPEPAM berkepentingan dengan tingkat pengungkapan dan apa yang harus diungkapkan terutama untuk kepentingan pendaftaran publik dan penawaran publik perdana.
2.2.4 Motode Pengungkapan
Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis informasi disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan beserta informasi lain yang berpaut. Motode ini biasanya ditentukan secara spesifik dalam standar akuntansi atau peraturan lain.
Informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain pos statemen keuangan, catatan kaki (catatan atas statemen keuangan), penggunaan istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam kurung, lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi.
2.3 Teori Tren Dalam Akuntansi
Adolf J.H. Ethoven (1995) dalam Accounting Research Monograph No.5 dengan judul Mega Accounting Trends, bedasarkan mega Trend 2000-nya Naisbitt, ia merefleksikan megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan sebagai berikut.
1. Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktivitas.
2. Perlunya keterpaduan akuntansi dengan bidang dan disiplin lainnya.
3. Perlunya mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi yang lebih relevan.
Kualitas relevan sudah menjadi ciri akuntansi, namun sampai saat ini kualitas ini belum dapat dinilai tercapai.
Kemudian, untuk mengantisipasi tren tersebut di atas, Enthoven menganjurkan penyempurnaan infrastruktur akuntansi agar bisa memenuhi tuntutan tren itu.
1.      Penyempurnaan system pendidikan, pelatihan, dan riset dalam bidang akuntansi.
2.      Struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya.
3.      Persyaratan legal, status, dan persyaratan lainnya dalam profesi akuntan.
4.      Praktik profesi dan kelembagaan akuntansi.
Tren yang dibuat Ethoven ini teranjak dari Megatrend-nya Naisbitt yaitu:
1.      Dunia akan bergerak dari ekonomi nasional ke ekonomi global.
2.      Dasar pemikiran orang akan beralih dari skup jangka pendek ke skup jangka panjang.
3.      Ciri masyarakat kita akan beralih dari masyarakat industry ke masyarakat informasi.
4.      Struktur organisasi akn berubah dari yang bersifat hierarki dengan inti kekuasaan ke struktur organisasi yang bersifat jaringan atau net-working, kekuasaan sudah tidak dikedepankan lagi.
5.      Pilihan semakin banyak sehingga masyarakat beralih dari dua pilihan ke pilihan banyak.
6.      Pertumbuhan ekonomi akan beralih dari dunia bagian utara ke bagian selatan.
7.      Keterlibatan politik masyarakat akan beralih dari demokrasi perwakilan ke democrasi partiisipasi.
8.      Dari bantuan institusi ke mandiri 
9.      Kemajuan teknologi akan beralih dari teknologi keras ke teknologi lunak.
10.  Kekuasaan akan beralih dari sebtralisasi ke desentralisasi.
Kesepuluh shift inilah yang dijadikan dasar oleh Enthoven untuk memprediksi pengaruh tren itu ke dalam profesi dan bidang ilmu akuntansi.
Hubungan antara tren itu dengan megatrend akuntansi dapat dilihat pada bagan di atas: Dari keadaan ini dapat kita tarik garis atau benang merah bahwa tren atau kecenderungan kea rah mana akuntansi menuju sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat adalah menuju suatu sifat yang lebih bernuansa sosial, etis, lebih relevan, dan bertanggung jawab.
Lee Parker maupun profesi akuntan Australia dari konferensi internasional yang dilakukannya pada tahun 1994 menunjukkan arah akuntansi yang semakin bertanggung jawab. Masyarakat pada dasarnya menginginkan akuntansi yang memberikan informasi yang adil dan benar yang hakikatnya adalah pertanggungjawaban. Dari fenomena ini dapat disimpulkan bahwa kecenderungan ilmu akuntansi harus searah dengan tuntutan masyarakat itu.
Berbagai skandal korporasi yang melibatkan akuntansi belakangan ini semua kian menuntut akuntan yang bertanggung jawab. Bagaimana profesi akuntan menyikapi tren ini? Dan bagaimana kita di tanah air? Siapa yang harus bertanggung jawab untuk menjadi pionir? Semua pertanyaan itu terpulang kepada mereka yang terlibat menjalankan roda organisasi lainnya yang terkait.
Megatrends 2010 Baru-baru ini keluar buku Megatrends 2010 yang ditulis oleh Patrice Aburdene (2005). Beliau mengemukakan paling tidajk ada tujuh kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan mempengaruhi profesi akuntansi. Dan Teori akuntansi ke 7 Megatrend adalah:
1.      Kekuatan Spiritual (the Power of Spirituality);
2.      Munculnya Kapitalisme yang sadar (the Down of Conscious Capitalism);
3.      Pemimpin lahir dari level tengah (Leading from the Middle);
4.      Bisnis Spiritual (Spirituality in Business);
5.      Konsumen berbasis Nilai (The Value-Driven Consumer);
6.      Gelombang Solusi Kesadaran (The Wave of Conscious Solutions);
7.      Boomnya investasi pada perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial (The Socially Responsibility Investment boom). 



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kejujuran dalam Akuntansi
Pada tahun 1960, Arthur Anderson & Co menyatakan bahwa salah satu postulat dasar akuntansi yang mendasari prinsip – prinsip akuntansi boleh jadi dinyatakan sebagai kejujuran; kejujuran bagi seluruh segmen komunitas bisnis ( manajemen, tenaga kerja, pemegang saham, kreditur, pelanggan, dan publik ) ditentukan dan diukur dari sudut pandang ekonomis dan politis, cara berpikir dan kebiasaan seluruh segmen, sehingga akhirnya prinsip – prinsip akuntansi didasarkan pada postulat ini, yang akan menghasilkan akuntansi keuangan yang membentuk hak dan kepentingan ekonomi yang jujur dan sesuai hukum untuk seluruh segmen. Secara umum kejujuran menyatakan bahwa pembuat informasi akuntansi telah bertindak dengan keyakinan yang  baik, dan menerapkan praktik – praktik bisnis etika dan keputusan akuntansi dalam penyajian, pembuatan, dan pengauditan hasil – hasil akuntansi.
Persepsi dan penerapan kejujuran dalam penyajian sebagai pembuatan dan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi berterima umum kadangkala menimbulkan beberapa konsekuensi yang merugikan diantaranya :
1.      Gagal untuk sesuai dengan konsep keadilan yang diperuntukan bagi kejujuran dalam distribusi.
2.      Gagal untuk mengembangkan cakupan pengungkapan dalam laporan keuangan, yang dapat mengembangkan informasi akuntansi keuangan konvensional menuju kejujuran dalam pengungkapan.
3.      Fleksibilitas yang dapat menimbulkan manajemen earnings dan income smoothing.
4.      Menciptakan iklim terjadinya praktik kejahatan.
Kejujuran dalam akuntansi juga mengarah pada doktrin “Benar dan Jujur”. Kata benar didasarkan pada fakta, fakta- fakta yang tidak menimbulkan distorsi betul,sesuai dengan aturan, antar fakta tidak saling bertolak belakang, objektif bentuk secara material, sesuai dengan yang terjadi. Sedangkan jujur berarti tidak rancu, lebihmengutamakan arti daripada bentuk, refleksi yang tepat.
3.2       Kejujuran Dalam Distribusi
3.2.1 Kaitan dengan Pertanyaan – pertanyaan Distribusi
Pandangan konvensional mengenai kejujuran sebagai netralitas dalam penyajian telah mengabaikan masalah – masalah distribusi. Penekanannya hanya pada pembuatan dan pengungkapan hasil akuntansi, bukan distribusi.  Pandangan mengenai kejujuran sebagai netralitas dalam penyajian bukannya tanpa kritik. Williams menjelaskannya sebagai sebuah evaluasi dua atribut :
a.               Bahwa pembuat evaluasi sadar mengenai kondisi yang dapat terjadi sebagai konsekuensi tindakannya dalam membuat keputusan yang jujur atau tidak jujur.
b.              Bahwa usaha evaluasi dengan menggunakan perspektif, tidak memihak.
Williams mengemukakan dua argumen yang menarik. Yang pertama adalah bahwa kemanfaatan keputusan, sebagai prinsip dalam mengorganisir praktik dan riset akuntansi, tidak sempurna, walaupun pertanggungjawaban ( akuntabilitas ) setidaknya memiliki kejujuran sebagai sifat yang melekat. Argumen kedua adalah bahwa penekanan akuntansi pada efisiensi, membuat kejujuran akuntansi menjadi ketetapan yang implisit, bukannya tidak ada. Argumen Williams ini didukung oleh Pallot yang menyatakan bahwa kejujuran dalam pertanggungjawaban dan kejujuran dalam distribusi berasal dari kerangka etika yang berbeda dan walaupun saling menggantikan, berasal dari asumsi – asumsi masyarakat yang berbeda.
3.2.2.       Kejujuran sebagai Konsep Keadilan Moral
Agar kejujuran dianggap sebagai konsep keadilan moral, harus dibuat kesesuaian antara teori utama yang membahas mengenai keadilan distributif.
a.               Kontribusi Rawls
Teori keadilan Rawls bertujuan untuk mengembangkan sebuah teori mengenai keadilan dalam bentuk prinsip – prinsip yang dapat diterapkan untuk mengmbangkan struktur dasar masyarakat dan memberikan tantangan langsung bagi pendekatan utilitarianisme. Teoti Rawls dapat diterapkan dalam akuntansi karena teori ini mengusulkan adanya ketergantungan pada tabir kebodohan pada setiap situasi, yang menuntut aanya pilihan dalam akuntansi yang akhirnya menghasilkan solusi yang netral, jujur, dan adil secara sosial.
b.              Kontribusi Nozick
Sementara Rawls tertarik dengan keadilan pada pola distribusi, Nozick tertarik dengan proses terjadinya distribusi. Nozick berependapat bahwa teori keadilan Rawls mengabaikan hak manusia, sehingga tidak dapat dibenarkan secara moral.
Nozick memposisikan teorinya didasarkan pada prinsip keadilan dalam pemerolehan dan dalam transfer dan juga tergantung pada mekanisme pasar bebas.
c.               Kontribusi Gerwith
Tujuan teori keadilan Gerwith adalah untuj memberikan pembenaran rasional bagi prinsip – prinsip moral agar dapat membedakan secara objektif antara tindakan dan kebiasaan yang benar secara moral dengan tindakan dan kebiasaan yang salah secara moral. Tindakan yang dimaksud dibedakan menjadi dua yaitu kesukarelaan dan kemanfaatan.
Teori keadilan Gerwith ditawarkan sebagai sebuah konsep kejujuran dalam akuntansi. Teori ini dapat di terapkan dalam akuntansi karena teori ini menekankan pada hak kebebasan dan kesejahteraan bagi semua orang yang dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan dan untuk pembentukan aturan – aturan institusional dan akuntansi untuk menjamin pelaksanaan hak – hak tersebut.

3.3  Kejujuran dalam Pengungkapan
3.3.1 Kebutuhan untuk Mengembangkan Pengungkapan
Terdapat beberapa usulan untuk mengurangi atau untuk menghapus ketidakadilan dalam pelaporan dan pengungkapan diantaranya :
a.       Usulan Pengungkapan Bedford
Bedford mengusulkan perluasan pengungkapan akuntansi untuk meringankan masalah yang ditimbulkan oleh doktrin kejujuran dalam akuntansi. Selain hanya tergantung pada prinsip akuntansi berterima umum sebagai satu – satunya metode pengukuran, bedford mengusulkan untuk mengembangkan alat baru yang dapat digunakan untuk membuat infomasi yang bermanfaat bagi manajemen dan pembuat keputusan.

b.      Teori Lev mengenai Kebijakan Akuntansi yang Wajar dan Efisien
Lev mengusulkan teori mengenai kebijakan akuntansi yang wajara dan efisiens. Lev berpendapat bahwa kemajuan dalam mengungkapkan masalah kebijakan akuntansi yang asasi dapat dicapai dengan melihat perhatian pembuat kebijakan secara eksplisit, yaitu keadilan pasar modal. Keadilan ini didefinisikan sebagai kesempatan yang sama atau terjadi informasi yang simetris bagi semua investor ketika informasi tersebut dikeluarkan dan semua investor identik dengan return ekspektasian yang disesuaikan dengan resiko.

c.       Keunggulan Penggunaan Gaa
Gaa menggali formulasi logis mengenai prinsip keunggulan pengguna berdasarkan pada usaha terkini pada filosofi etika, dan sosial dan politik. Bidang ini merupakan bidang yang melibatkan manusia sebagai pembuat keputusan dan bidang yang prinsipnya mengatur perilaku individu dan kelompok sebagai hasil keputusan yang rasional.

d.      Temuan – temuan Komite Jenkins
Komite Jenkins bertugas menentukan :
-          Sifat dan cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh pihak manajemen.
-          Cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh auditor.
e.       Pengungkapan Akuntansi yang Diperluas
Tujuan pengungkapan adalah :
-          Untuk menjelaskan item – item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item – item tersebut, selain ukuran dalapm laporan keuangan.
-          Untuk menjelaskan item – item yang belum diakui untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item – item tersebut.
-          Úntuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditur dalam menentukan risiko dan item – item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui.
-          Untuk menyediakan informasi penting yang dapat dipergunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun.
-          Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang.
-          Untuk membantu investor dalam menentukan return dan investasinya.

3.3.2   Pelaporan Nilai Tambah
Nilai tambah merupakan peningkatan kesejahteraan yang dihasilkan oleh pengguna sumber daya perusahaan yang produktif sebelum dialokasikan kepada pemegang saham, pemegang obligasi, pegawai, dan pemerintah. Nilai tambah ini mudah dihitung dengan memodifikasi laporan laba rugi.
Langkah 1 : Laporan laba rugi menghitung laba ditahan sebagai selisish antara revenue penjualan dengan kos, pajak, dan dividen:
R = S – B – DP – W – I – DD – T
Ket : R      : Laba ditahan
         S       : revenue penjualan
         B      : material dan jasa yang dibeli
         DP    : depresiasi
         W     : gaji
         I        : bunga
        DD    : dividen
        T        : pajak

Langkah 2: Persamaan nilai tambah dapat diperoleh dengan mengubah persamaan profit :
S – B = R + DP + W + I + DD – T          (metode nilai tambah bruto)
Atau
S – B – DP = R + W + I + DD – T           (metode nilai tambah neto)

3.3.3   Pelaporan tentang Karyawan
Dengan adanya karyawan dan serikat pekerja sebagai pengguna informasi akuntansi yang potensial, dan untuk berbagai alasan yang baik, tampak bahwa laporan tahunan bagi pemegang saham bukan merupakan dokumen yang dapat mencakup kepentingan semua pihak. Solusinya yaitu terletak pada pembuatan laporan khusus bagi karyawan dan serikat pekerja.

3.3.4   Pelaporan dan Akuntansi Sosial
Terdapat empat aktivitas yang berhubungan dengan akuntansi sosial yaitu ; akuntansi pertanggungjawaban sosial (social responsibility accounting, SRA), Akuntansi sosioekonomi (socioeconomis accounting, SEA), akuntnasi dampak total ( total impact accounting, TIA), dan akuntansi indikator sosial (social indicator accounting, SIA).
Alasan dilakukannya pengungkapan kinerja sosial diantaranya:
-          Terkait dengan kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat.
-          Membantu dalam mengaplikasikan konsep kejujuran yang akan bermanfaat bagi akuntansi sosial.
-          Kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan alokasi dana.
-          Investasi sosial.

3.3.5   Pengungkapan Informasi Penganggaran
Dalam pengungkapan informasi penganggaran perlu memperhatikan reliabilitas terkait dengan keakuratan relatif peramalan, pertanggungjawaban terkait dengan besarnya kewajiban perusahaan dalam penganggaran dan kemungkinan akuntan mengaudit anggaran tersebut, dan sikap diam terkait dengan tingkat diamnya dan ketidakbergeraknya perusahaan akibat kerugian yang mungkin timbul dari pengungkapan penganggaran.

3.3.6   Pelaporan dan Akuntansi Aliran Kas
Akuntansi aliran kas dipandang oleh pendukungnya sebagai yang terbaik dibandingkan akuntansi akrual konvensional karena :
-          Dapat menyediakan kerangka analitis untuk menghubungkan kinerja masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
-          Dapat merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa mendatang dan yang direncanakan pada kebijakan keuangan.
-          Rasio aliran harga yang didiskon dapat menjadi indikator investasi yang lebih dapat dipercaya dibandingkan rasio harga dengan earnings saat ini, karen dalam menghitung earnings per lembar saham menggunakan berbagai metode alokasi yang sembarang.
-          Dapat digunakan untuk mengoreksi perbedaan dalam praktik yaitu antara cara melaksanakan investasi ( biasanya didasarkan pada aliran kas) dengan cara mengevaluasi hasil ( biasanya didasarkan pada earnings).

 3.4      Akuntansi Sumber Daya Manusia
3.4.1 Definisi dan Tujuan Sumber Daya Manusia
Belkaoui (1995) mendefinisikan akuntansi sumber daya manusia yaitu proses mengidentifikasi dan mengukur data mengenai sumber daya manusia dan mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak – pihak yang tertarik. Tujuan utama akuntansi sumber daya manusia yaitu :
a.       Identifikasi “nilai sumber daya manusia”.
b.      Pengukuran cost dan nilai orang pada organisasi.
c.       Mengkaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya pada perilaku manusia

3.4.2   Teori Nilai Sumber Daya Manusia
Konsep nilai manusia berasal dari teori umum mengenai nilai ekonomis. Individu dan kelompok dapat dilekati nilai, seperti aset fisik yang didasarkan pada kemampuan untuk memberikan jasa ekonomi di masa mendatang. Nilai individu atau kelompok didefinisikan sebagai manfaat jasa yang diberikan saat ini yang diberikan kepada organisasi sepanjang masa pemberian jasa individu atau kelompok yang diharapkan.
a.       Faktor – faktor yang menentukan nilai individual
Pada model Flamholtz, ukuran yang digunakan untuk mengukur manfaat manusia adalah nilai expected realizable nya. Nilai individu meruapakan interaksi antara dua variable :
o   Nilai kondisional yang diharapakan individual : produktivitas, kemampuan untuk dipindah, dan kemampuan untuk dipromosikan.
o   Probabilitas bahwa individu akan mempertahankan keangggotaannya pada organisasi : terkait dengan tingkat kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya.
b.      Faktor – faktor yang menentukan nilai kelompok
Tiga variabel yang mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam “pengelolaan manusia”( Likert-Bowers ) :
o   Variabel kausal : variabel bebas yang diubah atau diganti secara sengaja atau secara langsung oleh organisasi dan manajemennya dan yang menentukan arah perkembangan dalam organisasi.
o   Variabel Intervening : merefleksi keadaan internal, kesehatan dan kemampuan kinerja organisasi.
o   Variabel hasil akhir : variabel terikat yang merefleksikan hasil yang di capai oleh suatu perusahaan.

3.4.3        Ukuran Aset Manusia
a.       Metode Cost Historis
Mengkapitalisasi seluruh cost yang terkait dengan usaha untuk merekrut, memilih, mempekerjakan, melatih, menempatkan dan mengembangkan seorang karyawan (aset manusia), dan kemudian mengamortisasi cist ini sepanjang masa manfaat aset ini dan mengakui kerugian jika melikuidasinya atau meningkatkan keuntungan potensial dari aset tersebut.
b.      Metode Replacement Cost
Membuat estimasi cost untuk mengganti sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Keuntungan metode ini adalah metode ini merupakan pengganti pengukuran yang baik bagi nilai ekonomis aset dengan batasan bahwa pertimbangan pasar penting untuk membentuk tafsiran akhir.
c.       Metode Opportunity Cost
Nilai sumber daya ditentukan melalui proses penawaran kompetitif pada perusahaan, didasarkan pada konsep opportunity cost.
d.      Metode Kompensasi
Nilai modal manusia yang dikandung oleh seorang manusia pada umur tahun adalah nilai sekarang dari earnings yang akan diperolehnya dari pekerjaanya. Kelemahan metode ini adalah subjetivitas yang terkait dengan penentuan tingkat gaji mendatang, lama karyawan bekerja dalam organisasi, dan tingkat diskon.
e.       Metode Adjusted Discounted Future Wages
Metode ini mengusulkan bahwa gaji mendatang yang didiskon disesuaikan dengan menggunakan faktor efisiensi, yang digunakan untuk mengukur efektivitas relatif modal manusia pada perusahaan tertentu.
f.       Ukuran Non Moneter
Ukuran non moneter ini digunakan untuk mengukur aset manusia yang telah digunakan seperti metode sederhana yaitu dilakukan pembuatan peringkat atau ranking mengenai kinerja individual dan pengukuran sikap.
            3.5 Krisis Akuntansi Masa depan
            Krisisi akuntansi menurut Lev yaitu akuntan bukan a good eyesight. Lensa lama tidak akan bisa melihat situasi ekonomi baru, apalagi jika ingin melaporkan hal – hal yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud seperti: ide, merk, cara kerja, goodwill, franchises. Pegawai tidak mengetahui secara akurat berapa sebenarnya kontribusi mereka terhadap perusahaan. Saat ini perusahaan banyak melakukan proyek penelitian untuk mengembangkan intangible asset dan akuntansi belum memberikan respon yang baik. Karenanya perlu pemikiran kembali terhadap prinsip akuntansi keuangan.
Pada tahun 1989 Belkoui menulis buku yang berjudul The Coming Crisis in Accounting yang membahas krisis akuntansi yang mungkin muncul dari:
a.       Profesi akuntan.
b.      Kecurangan dalam lingkungan akuntansi.
c.       Menurunnya work loaad dalam profesi akuntansi.
d.      Iklim organisasi di kantor akuntansi.
e.       Problema produksi ilmu pengetahuan.


BAB IV
SIMPULAN

·         Peran kejujuran dalam akuntansi sangatlah penting, hal ini mengarah pada pembuat informasi akuntansi yang harus berdasarkan fakta yang terjadi di perusahaan tersebut dan menerapkan praktik – praktik etika bisnis dalam mengambil keputusan akuntansi dalam penyajian, pembuatan, dan pengauditan hasil – hasil akuntansi.
·         Kejujuran dianggap sebagai konsep keadilan moral, harus dibuat kesesuaian antara teori utama yang membahas mengenai keadilan distributif.
a.               Kontribusi Rawls
b.              Kontribusi Nozick
c.               Kontribusi Gerwith
·         Terdapat beberapa usulan untuk mengurangi atau untuk menghapus ketidakadilan dalam pelaporan dan pengungkapan diantaranya
a.       Usulan Pengungkapan Bedford
b.      Teori Lev mengenai Kebijakan Akuntansi yang Wajar dan Efisien
c.       Keunggulan Penggunaan Gaa
d.      Temuan – temuan Komite Jenkins
e.       Pengungkapan Akuntansi yang Diperluas
·         Pelaporan yang dibutuhkan dalam pengungkapan di antaranya:
a.       Pelaporan Nilai Tambah
b.      Pelaporan tentang karyawan
c.       Pelaporan dan akuntansi sosial
d.      Pengungkapan informasi penganggaran
e.       Pelaporan dan akuntansi aliran kas
·         Belkaoui (1995) mendefinisikan akuntansi sumber daya manusia yaitu proses mengidentifikasi dan mengukur data mengenai sumber daya manusia dan mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak – pihak yang tertarik
·         Teori Nilai Sumber Daya Manusia
a.     Faktor – faktor yang menentukan nilai individual
b.    Faktor – faktor yang menentukan nilai kelompok
·         Ukuran Aset Manusia
a.       Metode Cost Historis
b.      Metode Replacement Cost
c.       Metode Opportunity Cost
d.      Metode Kompensasi
e.       Metode Adjusted Discounted Future Wages
f.       Ukuran Non Moneter

 

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, A.R. Diterjemahkan oleh Marwata dkk. (2000). Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Syafri-harahap. (2002). Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada