Rabu, 30 Januari 2013

Wedgestephobia

Suka ketawa gw kalo ngeliat cewe yang lagi make sepatu bernama wedges.

Coba deh lu perhati-in, kalo cewe yang make wedges bawaan nya kaya orang yang lagi pake beban dua kilo di kaki nya. Waktu ngelangkah pinggul nya maksa ikut ngangkat itu sepatu. Naik turun kaya piston motor yang lagi berakselerasi.

Nah, pas gw tanya beberapa cewe tentang perasaan nya waktu make wedges. Jawabnya sih kebanyakan awalnya seneng. Bisa nge-gaya plus mempertinggi tingkat kejerapahan kaki mereka. Oke gw berpendapat awal cewe pake wedges adalah karena suka.

Se-jam kemudian, gw coba tanya lagi ke cewe-cewe yang pake wedges tadi. Masih pertanyaan yang sama sih, dan mereka masih jawab dengan kesimpulan suka. Tapi sambil sedikit mengernyitkan dahi dan ekspresi kaya orang yang lagi di tonjok-tonjok kaki nya. Jadi kali ini pun kesimpulan gw masih sama.

Dua jam kemudian gw nanya lagi nih ke mereka, dan masih pertanyaan yang sama. Kali ini jawabannya udah beda-beda, sampai gw sendiri bingung mau narik kesimpulan.

Jawabannya gini,
"Sakit, capek gw make beginian. Emang kaki gw kaki robot. Pegel tau"

"Masih dong, kan gw jadi keliatan keren kalo make wedges. Berasa sepantaran gitu ama cowo gw" <--- ini jomplang

"Masih kuat kok, demi elu yang setiap jam nanyain gw make ini wedges" <--- sumpeh gw tumpeh denger ini

Lebih kurang tiga pertanyaan itu cukup mewakili jawaban cewe-cewe lain. Intinya make tu sepatu bikin sakit, kecuali buat elu yang kaki nya udah jadi robot (re: ga pake kulit).

Saran dari gw, mending ga usah gaya dari pada harus mengorbankan kenyamanan. Kalo sakit kan lu jadi ga bisa ngegaya, percuma juga punya wedges tapi lu sakit kan. Jadi, jangan jadi budak fashion deh... enjoy your life sista. Titik dua kurung tutup dua kali.

Selasa, 29 Januari 2013

UNTUK KAMU ... YANG KU CINTA


AKU CINTA KAMU ... !!!
AKU SAYANG KAMU ... !!!
AKU SUKA KAMU ... !!!

Tiga kalimat yang selalu ...
Bergema berulang-ulang di telinga ku,
Di iya kan pikiran ku,
Di resapi hati ku.

Sejauh mana ku berlari, tapi kau bukan gunung yang tak lari bila ku kejar.
Sekuat apa pun ku berenang, kau takkan mampu ku seberangi seperti laut yang berujung daratan.
Karena kau adalah langit yang tak berbatas. Sehebat apapun pesawat ku, tak kan mampu menemukan batas dari langit yang disebutkan 7 tingkatan.

Lebih pinter mana?? kamu atau smartphone-mu??

Pertanyaan-nya, "Lebih pinter mana kamu dibanding handphone smartphone mu??"

Pagi ini terasa begitu berbeda dengan tubuh yang lebih segar dan fit. Gw udah sarapan dan makan seperti tidak di hari biasa nya. Pagi ini gw sudah terlibat percakapan yang ceritanya gw di dunia bernama twitter. Dunia yang menurut gw paling asik saat ini. Informasi dan kreatifitas berpadu dalam 140 karakter yang disajikan dalam bentuk tweet. Twitter,,,

Seperti hari biasa, nge-tweet dan berbicara sesuai apa yang ada di pikiran gw. Bermula dari sebuah samberan tweet dari salah seorang temen yang kemudian berlanjut menjadi sebauh sahut-menyahut dari akun-akun temen gw yang lain. Hingga muncul sebuah pertanyaan yang nge-rituit kurang lebih isinya seperti judul tulisan gw kali ini. Pinteran mana kamu dibanding smartphone mu??

Oke, gw mulai analisis.
Smart = Pintar

Dalam KBBI, pintar bermakna cakap atau ahli. Atau mampu dalam melaksanakan sesuatu. Dikaitkan dengan handphone pintar alias smartphone. Kata pintar baru mencakup kemampuan dalam berkomunikasi. Baik itu berupa interaksi, surat menyurat, sms, email, telpon, pengingat, penunjuk waktu, converter, auto, akses internet, media player, wifi, kirim mengirim, dan lain-lain. Sejauh itu baru sebatas hal yang sejenis demikian.Dan smart nya ini handphone cuma sebatas apa yang udah di-program-kan ke dalam nya. Sederhana nya dia ga bisa mengembangkan kepintaran nya sendiri atau pun bertindak di luar kepintaran yang terprogram.

Sedangkan kalo dirunut sesuai defenisi kata pintar menurut KBBI, pintar ga cuma komunikasi.
 Pintar juga mencakup banyak aspek kehidupan manusia. Mulai dari berpikir, belajar, bertindak, bekerja, bersosialisasi, memilih, dan lain-lain.

Lanjut ke kata dasar phone. Atau dalam bahasa indonesia disebut telepon.
Lagi-lagi gw coba cek keberadaan defenisi kata ini ke Kamus Bantuan Berbahasa Indonesia. Hasilnya, yang dimaksud telepon adalah pesawat dengan listrik dan kawat yang berfungsi sebagai alat untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempat. Kalo jaman sekarang seiring perkembangan jaman, telepon sudah tidak menggunakan media kawat sebagai penghubung, tetapi telah berevolusi menggunakan media signal atau pemancar.

Nah, sekarang gw coba bandingin dengan manusia yang tetap bisa berkomunikasi walau tanpa menggunakan telepon sebagai media penghubung untuk bercakap-cakap dari tempat yang berjauhana satu sama lain. Semisal menggunakan jasa pos, internet, kurir, atau mungkin jasa burung merpati. Jadi kesimpulan nya, manusia tetap bisa berkomunikasi dan bercakap-cakap tanpa telepon kok.

Sepertinya sekarang gw udah bisa menjawab pertanyaan utama pada tulisan gw kali ini. Kayanya ga usah bertele-tele lagi deh, kan ceritanya gw cuma ragu dan berhati-hati dalam menjawab pertanyaan ini. Kanga lucu kalo gw salah jawab,,, -___-

Pinter mana?? kamu atau smartphone-mu??
Jawabannya : Pinteran gw lah... !!! ^_^

~13~
~SMARTPHONE~

Senin, 28 Januari 2013

Trilogi Kata Modern

Saat orang mulai tak mengerti makna dan arti dari apa yang mereka bicarakan. Itu lah saat nya dunia per-bahasa-an harus segera direvitalisasi.
Berbicara cuma berdasarkan yang namanya MODE dan GAUL.

APA itu MODE ???
APA itu GAUL ???

Tiap kali ada sesuatu yang baru dan dianggap KEREN, orang sekarang merasa itu adalah hal yang penting dan harus jadi bagian dalam hidup nya. Hal semacam itu kemudian coba gw kelompok-an dalam kelas MODE dan kelas GAUL.

Belum lagi terjawab dua pertanyaan tadi, sekarang muncul kata KEREN.

APA itu KEREN ??

Kembali bertemu kata yang gw sendiri belum terlalu mengerti apa maksud-nya. Mungkin elu pada bisa bantu gw mendefenisikan kata-kata ini. Soal nya pas gw cek di KBBI alias Kamus Bantuan Bahasa Indonesia, itu kata-kata ga nemu atau undefined atau absurb kalo gw nyebut nya. Plis bantu gw nemuin defenisi kata-kata absurb tadi  (╥_╥).

Sekarang gw coba menelisik dari segi penggunaan atau gampang nya analisa pake contoh.
Elu pada masih inget ga jaman-jaman celana di kecilin a.k.a celana pensil. Tu celana di-bikin ngepas dari selangkangan sampe pergelangan kaki. Dan itu dibilang MODE dan GAUL waktu itu. Tujuan nya sih biar keliatan KEREN. Lah sekarang kalo elu make celana kaya gitu, masih yakin bakal di bilang KEREN?? Apa mungkin malah di bilang KERE(N). ╮("╯_╰)╭

Balik ke penggunaan bahasa tadi. Generasi sekarang itu suka pake kata MODE dan GAUL buat nge-deskripsi-in bentuk tindakan make celana pensil itu. Lah terus, GAUL nya itu yang mana?? Bagian pas sakit masang celana??

Terus MODE nya itu yang mana?? Bagian pas celana itu ngebentuk kaki lu dari pinggang, selangkangan, sampe mata kaki yang bikin lu seakan-akan lagi ga pake celana??

Dan KEREN nya juga di bagian mana ya?? Apa di bagian waktu elu bisa pamer bentuk kaki, kan maksud nya bentuk kaki yang elu punya sempurna perfecto italiano numero uno yang ceking lidi lurus sempurna atau padat berisi kaya daging sapi gelonggongan. Itu yang dibilang KEREN.

Kayanya gw mulai berfantasi gilak untuk mencoba mendefenisikan tiga bahasa absurb antah berantah menurut gw ini.


#Warning Note:
"Plis,,, bantu gw mendefenisikan tiga kata ini saja dulu dengan meninggalkan komentar defenisi di kolom bawah."

Jumat, 25 Januari 2013

Janji-ku untuk wanita-ku

Secercah sinar mentari membentuk garis panjang membelah gelap nya langit malam yang kan segera beranjak pergi. Lagi-lagi pagi ini ku ucapkan Selamat Pagi untuk hari yang baru.

Termenung ku dalam sejenak...
Berpikir...
Kelak nanti saat ku ber-istri, apa yang dapat kuberikan??

Memberikan materi,
Aku bukan lah orang yang tepat. Materi ku tak sebanding dengan Mr. Bill Gates pemilik Microsoft Corp. Dibanding Abu Rizal Bakri sang penguasa Bakrie Land, maupun Hary Tanoesoedibjo sang pemilik kerajaan MNC, aku masih jauh dari kelas nya mereka.

Memberikan kecantikan dan keanggunan,
Wajahku pun tak tampan dan semenawan nabi sulaiman, bagaimana mungkin aku dapat memberikan dua hal yang mewah untuk dirimu.

Memberikan keturunan berdarah biru,
Sejauh aku mengenal yang namanya manusia, aku belum pernah melihat darah yang berwarna biru. Apa darah biru cuma sebuah penyebutan. Tapi kenapa kaum elite menyebut diri dan keturunan mereka memiliki darah biru?? Sebenarnya aku tak terlalu memikirkan benar tidak nya keberadaan darah biru, tapi aku jelas bagaimana pun usaha ku untuk mencoba, aku pasti kan diriku tak akan mampu memberikan anak dengan darah berwarna biru kepadamu.

Maaf aku tak bisa sehebat itu wahai istri-ku. Apabila kau berharap seperti itu, aku mohon, menjauh lah dariku. Sebelum kau merasa kecewa terhadap ku.

Memang, aku tak bisa seperti lelaki rata-rata di dunia ini. Lelaki yang bisa dan mampu memenuhi salah satu dari sekian banyak harapan wanita rata-rata. Tapi sungguh, aku belum bisa memenuhi satupun dari kategori tadi yang kusebutkan tadi.

Aku ... aku ...
Aku sangat ingin mempersembahkan satu hal untuk mu wahai istriku kelak. Aku berjanji akan menjanjikan syurga dan warna selama mengarungi lika-liku kehidupan kepada mu, baik dunia maupun akhirat. Pegang itu janji-ku wahai istriku. Janji-ku kan berlaku saat dua tangan bersalaman, mengucap janji suci, mengambil tanggung jawab dari lelaki yang telah menjaga dan membesarkan-mu dari janin sampai dewasa. Saat itu lah berlaku janji ku pada mu wahai istri ku.

Maaf,,, Maaf,,, Maaf wahai istri ku. Jauh sebelum kau menjadi istriku, aku ingin kau memahami kekurangan ku ini.

Sabtu, 19 Januari 2013

Galau-ku Kantuk-ku

Lagi lagi aku galau dengan kerinduan ku akan rasa kantuk...

Galau,
Kata yang mungkin paling cocok untuk meng-ekspresi-kan perasaan ku terhadap rasa kantuk. Sudah lebih dari tiga tahun ini aku mulai lupa betapa nikmat nya sebuah rasa kantuk. Keseharian ku yang di siang hari memaksa untuk tidak sedetik pun aku boleh merasakan yang namanya kantuk. Sebut saja kuliah, himpunan, forum, silaturahmi, tugas, dan makan. Mereka semua memaksa ku agar tidak terkantuk selama beraktifitas. Sekali nya terkantuk, pasti ada resiko yang harus aku terima.

Di malam hari,
Aneh tapi memang, rasa kantuk yang seharusnya tiba sesuai waktu seakan menghadapi kemacetan entah dimana. Dia tak pernah sampai ke tubuh ku yang sudah letih beraktifitas di siang hari. Entahlah, tubuhku seakan punya tenaga cadangan yang siap memaksa ku untuk terjaga sepanjang malam. Darah ku berdesir mengalir kencang yang membuat pompa jantung ku bekerja ekstra lebih di malam hari. Padahal malam adalah waktu dimana tubuh beristirahat melepas penat dan letih di siang hari.

Galau-ku Kantuk-ku,
Dua hal yang membuat ku cukup puas untuk berteriak, "Aku Ingin Tidur!?!?!".

Tapi, tak semudah membalik telapak tangan, tak semudah melangkahkan kaki, tak se-enteng mengayunkan tangan. Menurutku rasa kantuk itu sekarang adalah sesuatu hal yang sulit dan mahal. Mungkin bagi kalian tidak. Tapi aku selalu memikirkan bagaimana memperoleh rasa kantuk, memikirkan sampai kepala ku sakit untuk memikirkan nya.

Sebuah cahaya terik menyinari mataku. Dua kelopak mata yang berhimpitan kini berpisah secara perlahan. Menyembulkan retina hitam dari dua mataku. Aku terbangun, terbangun dari tidur panjang ku.

Aku bermimpi,
Terbangun dari mimpi panjang ku yang tak bisa tidur. Terbangun dari mimpi panjang ku yang galau. Dan terbangun dari mimpi panjang ku yang merindukan rasa kantuk.
Kini aku telah terbangun sesuai dari semua mimpi palsu ku...

~ Galau-ku Kantuk-ku ~

Jumat, 18 Januari 2013

Budaya Sayur dan Daging

Perpaduan dua budaya...

Saat satu sisi adalah sayur mayur, sisi yang lain menjadi daging dan lauk. Ketika berpadu jadilah empat sehat lima sempurna.

Yang lain bertanya, apa mungkin sayur dan daging berkomposisi dalam satu piring makanan?? Jawabannya adalah bisa. Sebut saja mie ayam pangsit, sop daging sayur, dll. Hal itu terjadi berkat adanya rempah-rempah dan bumbu pendukung lainnya yang menjadi perekat nikmat dua budaya yang berbeda itu. Sayur dan daging kini tersaji di dalam satu piring cantik untuk menggugah selera setiap orang yang melihat nya.

Jadi bagaimana kamu memandang mereka sekarang?? Bandingkan dengan pandangan mu saat mereka masih terpisah dan mentah. Sebuah kemungkinan yang awal nya tidak mungkin dan aneh bila di bayangkan, kini telah ber-transformasi menjadi makanan yang kamu sebut impossible.

Selamat menikmati...Dua budaya sayur dan daging...  :')

Selasa, 15 Januari 2013

Letusan "Doorr"

Tiba-tiba aku tersentak... doorrrr.
Ada sebuah senyuman lama yang kulihat. Lembut kusam tapi berwarna apabila di sibak dengan dua tangan ku.
Ku peluk ku damba,,, tapi aku lupa. Entah kenapa aku lupa. Bodoh...

Pagi yang bersahabat,,, seperti malam yang selalu menemani ku di kala sepi. Aku termenung untuk kesekian kalinya. Berlanjut dari satu malam, dua malam, tiga malam, dan malam-malam seterusnya yang selalu menemani gelap nya dunia ku.
Begitu pun dengan pagi, selalu ikhlas menyapa mata sendu sipit mengernyit tersilau oleh matahari pagi. Sinar mentari selalu memberi kehangatan yang tiada tara... gratis tanpa bunga abodemen maupun cicilan.

Doorr...
Lagi-lagi sebuah ledakan menyadarkan ku dari mimpi. Lihat sekitar yang kutemukan cuma kamar persegi empat dengan dinding kusam dan sedikit lembab. Dingin bagai freezer pada lemari es yang siap membekukan semua yang tersimpan di dalamnya. Pantaslah otak ku sedikit beku untuk mampu menyadari kehadiranmu. Bahkan beku untuk menyadari bisikan hati ku sendiri. Hasilnya hati ku sekarang telah ku titip kan ke langit. Manusia tanpa hati... aku.

Jauh menerawang kembali asa dan pikiranku,,,

Doorrr...
Suara ledakan yang sudah familiar di telinga ku. Kali ini bukan kesadaran yang kurasakan, tapi kesadaran itu perlahan mulai pergi. Lambat laun menghilang di iringi pandangan ku yang semakin buram seperti televisi rusak. Semakin buram dan kemudian gelap total...

Sebuah besi panas yang tajam menusuk ke ruang kosong yang telah ditinggal pergi oleh hati ku. Besi panas terus menusuk jauh ke dalam menembus sampai ke punggung ku.

Aku lupa,,, di tangan ku terdapat sebuah handgun laras pendek yang mempunyai satu anak. Dan kini anak itu telah terlontar dari mulut induk nya, terbang menuju tubuhku yang berkomposisi daging, tulang, dan darah. Air menggumpal keluar dengan deras dari tubuhku membanjiri seisi kamar kecil yang dingin ini.
Dan aku mati...

Doorr...
suara alarm handphone ku berbunyi menandakan sudah saatnya terbangun dari bunga tidur malam ku.

Sabtu, 12 Januari 2013

Sang Gajah


Ketika sang gajah pun mulai berteriak...
gajah yang biasanya selalu tenang dalam arus lalu lintas kehidupannya, ternyata tetap mampu berteriak dikala setoran dan lalu lintas yang kacau berpadu dalam satu alunan nada. Nada hiruk pikuk jalanan kota bandung.
Ledeng - leuwi panjang
jauhnya ketinggian daerah ledeng. Dekat dengan kampus Universitas Pendidikan Indonesia, menjadi saksi perjalanan ku bersama si gajah kali ini. Entah setan apa yang lagi merasuki si gajah. Pukul 2.30,  jam pemberangkatan si gajah dari terminal ledeng. Hujan gerimis membasahi bumi mengiringi langkah perjalanannya. Dengan sedikit nuansa bau keringat ciri khas si gajah, roda pun pun berputar secara perlahan. Seperti biasanya di hari-hari yang biasa.
Perjalanan di mulai dengan menyusuri jalan Dr. Setiabudi. Elok perlahan sang gajah berjalan. Kemacetan pada ruas-ruas tertentu jalanan kota bandung telah biasa baginya. Kemacetan pertama tentulah daerah setiabudi yang merupakan jalur wisata dan jalur utama bagi para pelancong luar kota maupun mahasiswa yang mau mudik ke kampung halaman. Bukan masalah bagi sang gajah besar jalanan ini.
Lanjut ketika memasaki jalan sukajadi, kemacetan kembali menghadang laju langkah sang gajah. Sontak dua otak gajah mulai berdiskusi, apakah akan mengambil jalan alternatif atau malah tetap pada jalur utama dengan resiko terjebak kemacetan. Diskusi singkat itu pun segera berakhir dengan keputusan diambil oleh otak kanan. Otak kanan memilih untuk menempuh jalur normal dan menghadapi kemacetan. Pilihan otak kanan tidak meleset, jalan sukajadi yang terlihat macet pada awalnya mendadak lancar dan tampa hambatan yang berarti. Langkah santai gajah pun berlanjut dengan tenang.
Ternyata jalanan hari ini tidak terlalu bersahabat dengan gajah, baru beberapa puluh meter sang gajah melenggang di jalanan. Sebuah sistem buka tutup jalur dari kepolisian memaksa sang gajah keluar dari jalur normal dan memasuki jalanan sempit di pertigaan Paris Van Java. Otak kanan dan otak kiri kemudian menggerutu. Setoran dan kejar trip hari ini bisa tidal tercapai. Kedua otak gajah inipun menggerutu sepanjang perjalanan alternatif ini. Polisi ini polisi itu polisi polisi dan polisi berulang kali mereka berdua sebut. Belum lagi pungli yang harus mereka hadapi di beberapa ruas jalur alternatif. Semakin membuat gerutuan dua otak gajah semakin menjadi-jadi.
Jalur alternatif ini melalui ruas jalan jurang, jalan cihampelas, jalan wastu kencana, dan kembali melalui jalur normal di stasion hall. Apa daya, jalur alternatif tidak seperti yang diharapkan. Jalur alternatif ini malah merupakan pusat-pusat jalan langganan kemacetan di kota kembang. Dan bisa dibayangkan seperti apa umpatan dan gerutu dua manusia yang menjadi otak sang gajah. Sempurna...
Sekarang jalur alternatif polisi telah dilewati sang gajah. 1 jam cukup lah membuat sang gajah berlari di sepanjang jalur alternatif itu. Perjalanan yang nyaman dan santai kembali dilalui sang gajah dengan gagah perkasa dan langkah santai.
Kini sampai lah gajah di terminal leuwi panjang sebagai tujuan akhir rute perjalanannya, dan sambil bersiap untuk kembali menuju terminal ledeng di setiabudhi. ^_^ 

~Bus DAMRI~