Jumat, 08 Februari 2013

Teori ke-ADIL-an


Ketika ada kurang, maka ada lebih.
Ada beruntung, ada merugi.
Ada susah, ada mudah sebagai solusi.
Ada kaya, ada miskin yang mengimbangi. Dan begitu seterusnya, semua memiliki pasangannya masing-masing.

Tapi apa makna dibalik semua itu??
Ibarat sebuah ketentuan, ga semua orang diberi nasib yang sama pada waktu yang bersamaan kan.
Disini saya coba berbicara soal konsep adil, apa yang dimaksud adil??

Adil adalah dimana semua nya dibagi rata sesuai jumlah total di bagi jumlah pembagi. #KonsepPertama

Adil adalah dimana total jumlah dibagi sesuai kebutuhan dan ketentuan dari para pembagi. Artinya jumlah yang didapat masing2 tidak sama dalam segi jumlah, tapi sama dalam tingkat pencapaian kepuasan maksimal. #KonsepKedua

Dua konsep adil tersebut merupakan konsep dengan nilai ketenaran terbesar di dunia. Maksudnya, banyak peraturan dan landasan keadilan dibuat berdasarkan dua konsep ini. Jika kamu mau sedikit kritis dan  berpikir analitis, saya rasa kamu akan bertanya dimana konsep keadilan yang hakiki jika konsep adil yang dimaksud adalah yang demikian. Aduh sorry, rada berat euy bahasanya, ada hakiki-hakiki-an segala. Maaf ya....

Kembali ke topik awal tentang konsep keadilan yang saya rasa masih tanda tanya. Jika saya sedikit berandai-andai dan mencoba membayangkan seperti apa bentuk kerangka dasar konsep keadilan ini. Maka saya tidak akan mencari pada titik dengan jumlah yang sama sebagai patokan awal sebuah konsep keadilan, begitupun saya tidak akan menggunakan titik kebutuhan sebagai garis awal proses pencarian konsep adil. Keadilan bukanlah sekedar membagi sama banyak atau menyediakan sesuai kebutuhan. Karena dengan dua titik awal konsep keadilan yang demikian, terbukti tidak menghasilkan keadilan yang diharapkan. Yang terjadi malah sebuah masalah baru yang lebih pelik. Iya dong, soalnya pada dasarnya manusia punya nafsu yang sudah menjadi fitrah manusia sejak baru lahir. Ada yang namanya iri, dengki, keinginan, kemauan, ketidakpuasan, dan teman-teman sejenisnya yang membuat jumlah yang sama banyak menjadi ingin memonopoli, dan jumlah kebutuhan menjadi keinginan yang tidak terbatas. Inget dong ama teori yang berbunyi gini, "Alat pemenuh kebutuhan terbatas, sedangkan tingkat kebutuhan manusia tidak terbatas". Atau sederhananya, manusia yang dimaksud di teori ini menurut saya adalah manusia yang serakah.

Untuk hal ini saya mendadak "diberi" pemikiran konsep adil yang ketiga. Dan kalau saya sedikit berani berangan-angan dan beranalogi tentang konsep adil yang ketiga, saya akan memulai titik pencarian dengan melihat kondisi pola berpasangan yang diciptakan Yang Maha Kuasa. Jadi sederhananya gini, adil adalah ketika semua terbagi sesuai jumlah pembagi yang tidak hanya mencakup hak, tetapi juga mencakup kewajiban. Ketika kekurangan diberi pada satu pembagi, maka pembagi yang lain mendapatkan kelebihan. Interaksi menjadi elemen penting dalam mengontrol nafsu dan mewujudkan kewajiban manusia sebagai khalifah.

Masih bingung??

Saya coba jelaskan nih. Terkait realita kondisi manusia sekarang, ada orang yang harta nya berlimpah sampe bingung untuk menghabiskan dan menggunakannya. Kemudian ada pula yang miskin yang mungkin untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari kadang terpenuhi kadang tidak. Ada yang kuat, ada yang lemah, ada yang dipermudah, ada yang dipersulit. Tapi disini semua mendapatkan satu hal yang sama, yaitu proses dalam menjalani kehidupan. Konsep adil disini mengacu pada pemberian keseimbangan antara yang diberi kekuatan dan yang diberi kelemahan untuk saling membantu. Yang kaya membantu yang miskin dengan memberi bantuan baik secara materi maupun moral yang kemudian akan terjalin hubungan silaturahmi diantara mereka. Yang diberi kemudahan membantu yang sedang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, sehingga terjadi rasa tolong-menolong yang berkesan satu sama lain.

Apa kamu sudah bisa menangkap kerangka konsep adil yang saya maksud??
Apa kamu sudah bisa melihat sudut pandang saya dalam memandang konsep adil??
Betul,,, konsep adil yang saya maksud adalah keadilan yang muncul dari ketidaksamaan jumlah dan ketidak-merataan jumlah alat pemenuh kebutuhan yang diterima oleh masing-masing orang #KonsepKetigaDengan begitu akan terjadi yang namanya kedekatan emosional dalam bentuk silaturahmi, interaksi, komunikasi, dan kepedulian saling memiliki diantara manusia. Artinya ketidaksamaan dalam segi jumlah maupun kuota kebutuhan bukanlah menjadi indikator terpenting dalam sebuah keadilan.

Kenapa begitu??
Bagaimana bisa hal demikian dapat dikatakan adil??
Sisi mana yang dapat menjadi dasar itu adalah sebuah keadilan??
Kamu mungkin berpikir begitu apabila melihatnya dari sudut pandang nafsu, tapi coba lihat dari sudut pandang Yang Maha Kuasa yang telah memberikan tujuan hidup bagi setiap manusia. Yaitu manusia adalah khalifah di muka bumi. Kemudian agama menjadi petunjuk menuju kemaslahatan umat manusia menuju jalan yang diridhoi Yang Maha Kuasa. Nah, disini inget dong kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu yang selalu menjadi pintu gerbang bagi setan untuk menyesatkan manusia di dunia ini. Nah, sebelumnya saya sudah singgung tentang nafsu. Masa gitu aja ga ngerti sih, kamu pasti ngerti dong.

Oke, jadi itulah konsep adil yang ketiga, dan itu menurut saya. Ntar saya coba uji hipotesis deh buat pembuktian teori angan-angan dan perandai-andai-an yang saya kemukakan disini. Lumayan bisa bikin nama saya selalu jadi landasan teori dan pola pikir bagi orang-orang lain yang berminat meneliti tentang keadilan. Do'a-in yah kamu,,,

~13~
~TEORI~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar