Ketika sang gajah pun mulai berteriak...
gajah yang biasanya selalu tenang dalam arus lalu lintas
kehidupannya, ternyata tetap mampu berteriak dikala setoran dan lalu lintas
yang kacau berpadu dalam satu alunan nada. Nada hiruk pikuk jalanan kota
bandung.
Ledeng - leuwi panjang
jauhnya ketinggian daerah ledeng. Dekat dengan kampus
Universitas Pendidikan Indonesia, menjadi saksi perjalanan ku bersama si gajah
kali ini. Entah setan apa yang lagi merasuki si gajah. Pukul 2.30, jam pemberangkatan si gajah dari terminal
ledeng. Hujan gerimis membasahi bumi mengiringi langkah perjalanannya. Dengan
sedikit nuansa bau keringat ciri khas si gajah, roda pun pun berputar secara
perlahan. Seperti biasanya di hari-hari yang biasa.
Perjalanan di mulai dengan menyusuri jalan Dr. Setiabudi.
Elok perlahan sang gajah berjalan. Kemacetan pada ruas-ruas tertentu jalanan
kota bandung telah biasa baginya. Kemacetan pertama tentulah daerah setiabudi
yang merupakan jalur wisata dan jalur utama bagi para pelancong luar kota maupun
mahasiswa yang mau mudik ke kampung halaman. Bukan masalah bagi sang gajah
besar jalanan ini.
Lanjut ketika memasaki jalan sukajadi, kemacetan kembali
menghadang laju langkah sang gajah. Sontak dua otak gajah mulai berdiskusi,
apakah akan mengambil jalan alternatif atau malah tetap pada jalur utama dengan
resiko terjebak kemacetan. Diskusi singkat itu pun segera berakhir dengan
keputusan diambil oleh otak kanan. Otak kanan memilih untuk menempuh jalur
normal dan menghadapi kemacetan. Pilihan otak kanan tidak meleset, jalan
sukajadi yang terlihat macet pada awalnya mendadak lancar dan tampa hambatan
yang berarti. Langkah santai gajah pun berlanjut dengan tenang.
Ternyata jalanan hari ini tidak terlalu bersahabat dengan
gajah, baru beberapa puluh meter sang gajah melenggang di jalanan. Sebuah
sistem buka tutup jalur dari kepolisian memaksa sang gajah keluar dari jalur
normal dan memasuki jalanan sempit di pertigaan Paris Van Java. Otak kanan dan
otak kiri kemudian menggerutu. Setoran dan kejar trip hari ini bisa tidal
tercapai. Kedua otak gajah inipun menggerutu sepanjang perjalanan alternatif
ini. Polisi ini polisi itu polisi polisi dan polisi berulang kali mereka berdua
sebut. Belum lagi pungli yang harus mereka hadapi di beberapa ruas jalur
alternatif. Semakin membuat gerutuan dua otak gajah semakin menjadi-jadi.
Jalur alternatif ini melalui ruas jalan jurang, jalan
cihampelas, jalan wastu kencana, dan kembali melalui jalur normal di stasion
hall. Apa daya, jalur alternatif tidak seperti yang diharapkan. Jalur
alternatif ini malah merupakan pusat-pusat jalan langganan kemacetan di kota
kembang. Dan bisa dibayangkan seperti apa umpatan dan gerutu dua manusia yang
menjadi otak sang gajah. Sempurna...
Sekarang jalur alternatif polisi telah dilewati sang gajah.
1 jam cukup lah membuat sang gajah berlari di sepanjang jalur alternatif itu.
Perjalanan yang nyaman dan santai kembali dilalui sang gajah dengan gagah
perkasa dan langkah santai.
Kini sampai lah gajah di terminal leuwi panjang sebagai
tujuan akhir rute perjalanannya, dan sambil bersiap untuk kembali menuju
terminal ledeng di setiabudhi. ^_^
~Bus DAMRI~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar